https://ebook.umpwr.ac.id/jpsh/issue/feedJournal of Psychosociopreneur2025-09-21T16:14:16+07:00Dr. Eko Hariantoekoharianto@umpwr.ac.idOpen Journal Systems<pre>Abbreviation :jpsp<br>DOI Prefix :10.37729/jpsp<br>ISSN :3026-0485(e)<br>Type of review :Single Blind<br>Frequency :Twice a year (February and October)<br>Editor in Chief :Wanodya Kusumastuti, M.Psi.,Psikolog<br>Managing Editor :Dr. Eko Harianto, M.S.I.<br>Indexing :<a href="http://jurnal.umpwr.ac.id/index._php/intek/indexing">Click here</a><br>Focus & Scope :<a href="http://jurnal.umpwr.ac.id/index._php/intek/scopes">Click here</a></pre>https://ebook.umpwr.ac.id/jpsh/article/view/6744Pengaruh Psychosocial Safety Climate dan Learning Agility terhadap Work Engagement pada Karyawan Generasi Z2025-09-21T14:58:11+07:00Desto Hanggoro Lukmandesto.hanggoro007@gmail.comPatria Jati Kusumajkpatria@gmail.comMeriam Esterinamerry.esterina@umpwr.ac.id<p><em>This</em> <em>study</em> <em>aims</em> <em>to</em> <em>determine</em> <em>the</em> <em>effect</em> <em>of</em> <em>Psychosocial</em> <em>safety</em> <em>climate</em> <em>(PSC)</em> <em>and</em> <em>Learning </em><em>agility on Work engagement in Generation Z employees working in Central Java. Generation Z </em><em>is a productive age group that currently dominates the workforce, but often experiences challenges in work engagement due to rapidly changing environmental demands. PSC as an employee's perception of the organization's psychosocial safety climate, and Learning agility as an individual's ability to learn and adapt in new situations, are thought to contribute to increased work engagement. This study uses a quantitative method with a correlational approach. The sampling technique used accidental sampling with a total of 140 respondents belonging to Generation Z and working in various sectors in Central Java. The research instrument consisted of three scales, namely the PSC scale (12 items), Learning agility (8 items), and Work engagement (9 items). The results of multiple linear regression analysis showed that simultaneously PSC and Learning agility had a significant effect on Work engagement (R² = 0.536, p < 0.05). Partial tests showed that both independent variables significantly influenced Work engagement individually. These findings confirm that creating a psychologically safe work climate and supporting the development of adaptive skills are key to increasing the work engagement of Generation Z. Therefore, companies are advised to strengthen PSC policies and support adaptive learning as an effort to improve the </em><em>performance and retention of young employees.</em></p>2025-09-19T06:04:29+07:00Copyright (c) 2025 Journal of Psychosociopreneurhttps://ebook.umpwr.ac.id/jpsh/article/view/6780Membangun Etos Kerja Pekerja Penyandang Disabilitas: Pengembangan Pedoman Etos Kerja Berbasis Research and Development2025-09-21T14:58:19+07:00Amat Mulyadiaira.airul.phonecel@gmail.comItsna Iftayaniitsnaiftayani@umpwr.ac.idMeriam Esterinamerry.esterina@umpwr.ac.id<p><em>Artikel ini mengkaji pengembangan etika kerja profesional bagi penyandang disabilitas di tempat kerja sebagai upaya strategis untuk mendorong inklusivitas dan kesempatan kerja yang setara. Data menunjukkan bahwa tingkat partisipasi pekerja penyandang disabilitas di sektor formal Indonesia masih tergolong rendah, dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kesenjangan keterampilan, rendahnya tingkat pendidikan, stigma sosial, praktik diskriminatif, dan kurangnya aksesibilitas di tempat kerja.</em> <em>Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif Research and Development (R&D) dengan merujuk pada model Borg & Gall yang telah disederhanakan oleh Sugiyono (2016), mencakup lima tahap utama: identifikasi potensi dan masalah, pengumpulan data, perancangan produk, validasi desain, dan revisi desain. Hasil utama dari penelitian ini adalah penyusunan modul panduan mengenai etika kerja dan perilaku profesional bagi pekerja penyandang disabilitas, yang telah divalidasi melalui penilaian ahli dan analisis kualitatif. Modul ini memberikan panduan praktis tidak hanya bagi pekerja penyandang disabilitas, tetapi juga bagi pemberi kerja, dengan tujuan menciptakan lingkungan kerja yang mendukung, inklusif, dan aksesibel. Modul ini mencakup aspek-aspek penting seperti penyesuaian emosional, sosial, dan intelektual, serta tanggung jawab pribadi dalam dunia kerja. Dengan memberikan panduan yang terstruktur, modul ini berkontribusi dalam meningkatkan produktivitas, integritas, dan kesejahteraan penyandang disabilitas baik di sektor kerja formal maupun informal. Temuan penelitian ini menekankan perlunya penerapan kebijakan ketenagakerjaan yang lebih inklusif dan pentingnya kerja sama antara pemerintah, dunia usaha, dan komunitas disabilitas.</em></p>2025-09-30T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 Journal of Psychosociopreneurhttps://ebook.umpwr.ac.id/jpsh/article/view/6782Pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas 82025-09-21T14:58:29+07:00Eza Yanuarievky Noorzeniaezaeza102@gmail.comEko Hariantoekoharianto@umpwr.ac.idWidyaning Hapsariwidyaninghapsari@umpwr.ac.id<p><em>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pola asuh orang tua terhadap hasil belajar siswa kelas 8. Pola asuh orang tua merupakan faktor penting dalam membentuk perilaku dan prestasi akademik anak. Dengan memahami bagaimana pola asuh yang berbeda memengaruhi hasil belajar, diharapkan dapat memberikan masukan bagi orang tua dan institusi pendidikan dalam menciptakan lingkungan belajar yang optimal. Sampel penelitian ini terdiri dari 136 siswa SMP kelas 8 yang ditentukan melalui teknik Simple Random Sampling. Data dikumpulkan melalui skala pola asuh orang tua dan nilai hasil belajar siswa. Analisis data menggunakan uji regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukan terdapat pengaruh signifikan antara pola asuh dan hasil belajar dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Semakin kuat pola asuh orang tua, semakin tinggi hasil belajar siswa. Sedangkan kontribusi pola asuh orang tua terhadap hasil belajar siswa sebesar 73,9%.</em></p>2025-09-30T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 Journal of Psychosociopreneurhttps://ebook.umpwr.ac.id/jpsh/article/view/6783Model ADDIE dalam Pengembangan Modul Soft Skill Kewirausahaan untuk Mahasiswa2025-09-21T14:58:39+07:00Satriya Bagas Dwihandonobagaskutoarjo@gmail.comItsna Iftayaniitsnaiftayani@umpwr.ac.idMeriam Esterinamerry.esterina@umpwr.ac.id<p><em>Penelitian ini bertujuan mengembangkan modul pelatihan soft skill kewirausahaan berbasis experiential learning menggunakan model Research and Development (R&D) dengan pendekatan ADDIE yang dimodifikasi menjadi tiga tahap: analisis, perancangan, dan pengembangan. Latar belakang penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran kewirausahaan di perguruan tinggi masih dominan pada aspek teknis (hard skill), sementara keterampilan non-kognitif seperti grit, kreativitas, dan kerja sama tim belum terfasilitasi secara optimal. Tahap analisis dilakukan melalui observasi, wawancara dengan dosen pengampu, dan kajian literatur; tahap perancangan menghasilkan modul enam sesi tematik berbasis experiential learning; dan tahap pengembangan mencakup penyusunan materi, ilustrasi, serta validasi oleh dua ahli. Hasil validasi menunjukkan skor rata-rata 4,625 dengan kategori sangat layak, yang mengindikasikan kesesuaian isi, keterpaduan media, dan kemenarikan desain modul. Modul ini dinilai potensial untuk digunakan dalam penguatan soft skill kewirausahaan mahasiswa, sekaligus menegaskan pentingnya integrasi experiential learning dalam pembelajaran kewirausahaan berbasis karakter.</em></p>2025-09-19T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 Journal of Psychosociopreneurhttps://ebook.umpwr.ac.id/jpsh/article/view/6805Pengaruh Tingkat Kepercayaan Diri terhadap Prestasi Belajar Siswa SMP Kelas 8 pada Implementasi Kurikulum Merdeka2025-09-21T14:58:46+07:00Laila Kertisarikertisarilaila@gmail.comEko Hariantoekoharianto@umpwr.ac.idWidyaning Hapsariwidyaninghapsari@umpwr.ac.id<p><em>Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh tingkat kepercayaan diri terhadap prestasi belajar siswa SMP kelas 8 pada implementasi Kurikulum Merdeka. Kepercayaan diri merupakan faktor penting yang dapat memengaruhi berbagai aspek kehidupan siswa, termasuk kinerja akademis. Prestasi belajar, di sisi lain, mencerminkan capaian siswa dalam memahami dan menguasai materi pelajaran. Sampel penelitian ini terdiri dari 136 siswa SMP kelas 8 yang ditentukan melalu teknik Simple Random Sampling. Data dikumpulkan melalui skala kepercayaan diri dan nilai prestasi belajar siswa. Analisis data menggunakan uji regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara tingkat kepercayaan diri terhadap prestasi belajar siswa. Analisis ANOVA menghasilkan nilai F sebesar 43,997 dengan nilai signifikansi (Sig.) sebesar 0,000 (p < 0,05), menunjukkan bahwa model regresi signifikan. Nilai R-square sebesar 0,247 menunjukkan bahwa 24,7% variasi dalam prestasi belajar dapat dijelaskan oleh tingkat kepercayaan diri, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Penelitian ini menyoroti pentingnya mengembangkan kepercayaan diri siswa dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya dalam konteks Kurikulum Merdeka.</em></p>2025-09-15T06:38:24+07:00Copyright (c) 2025 Journal of Psychosociopreneurhttps://ebook.umpwr.ac.id/jpsh/article/view/6792Pengaruh Pengaruh Grit dan Dukungan Sosial terhadap Orientasi Masa Depan pada Remaja Sekolah Menengah Kejuruan2025-09-21T14:58:54+07:00Lyla Shafiya Aninditasiyapahayooo@gmail.comItsna Iftayaniitsnaiftayani@umpwr.ac.idPatria Jati Kusumajkpatria@gmail.com<table width="469"> <tbody> <tr> <td width="461"> <p><em>Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh grit dan dukungan sosial terhadap orientasi masa depan siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kabupaten Purworejo. Orientasi masa depan dipandang sebagai faktor penting yang menentukan kesiapan remaja menghadapi transisi pendidikan dan dunia kerja. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain korelasional, melibatkan sejumlah siswa SMK yang dipilih melalui teknik proportionate stratified random sampling. Instrumen penelitian mencakup skala grit, dukungan sosial, dan orientasi masa depan yang telah terstandarisasi. Analisis data dilakukan dengan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa grit berpengaruh positif signifikan terhadap orientasi masa depan, yang berarti semakin tinggi grit siswa maka semakin jelas arah masa depannya. Dukungan sosial juga berpengaruh positif signifikan, menegaskan peran keluarga, teman sebaya, dan lingkungan sosial dalam meningkatkan keyakinan siswa merancang masa depan. Secara simultan, grit dan dukungan sosial berkontribusi sebesar 16% terhadap variasi orientasi masa depan, sedangkan sisanya dipengaruhi faktor lain. Temuan ini menegaskan pentingnya sinergi antara faktor internal dan eksternal dalam pembentukan orientasi masa depan remaja. Implikasi praktis diarahkan pada penguatan program bimbingan karier di sekolah, dukungan konsisten dari keluarga, serta kebijakan pendidikan yang mendukung kesiapan kerja lulusan SMK. Penelitian lanjutan disarankan untuk menguji variabel lain seperti efikasi diri, motivasi intrinsik, dan status sosial ekonomi dengan desain longitudinal agar diperoleh pemahaman lebih komprehensif.</em></p> </td> </tr> </tbody> </table>2025-09-19T06:42:29+07:00Copyright (c) 2025 Journal of Psychosociopreneurhttps://ebook.umpwr.ac.id/jpsh/article/view/6608Hubungan Kecerdasan Emosional dan Self-Regulated Learning Siswa Kelas Peminatan Saintek SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta2025-09-21T16:14:16+07:00Agung Hardiyantoagungmuha@gmail.comEko Hariantoekoharianto@umpwr.ac.id<p><em>This study aims to determine the relationship between emotional intelligence and self-regulated learning in students of research interest classes at SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta. Emotional intelligence plays an important role in academic success, especially in special classes with a high academic load. This study used a quantitative correlational approach with 32 subjects of grade VIII research interest students. The instrument was a psychological scale to measure emotional intelligence and self-regulated learning. The results showed that students with high emotional intelligence tend to have good self-regulated learning. This finding emphasises the importance of developing emotional skills and independent learning abilities in educational strategies.</em></p>2025-09-21T14:52:39+07:00Copyright (c) 2025 Journal of Psychosociopreneur