https://ebook.umpwr.ac.id/jpse/issue/feedJurnal Pendidikan Surya Edukasi (JPSE)2025-09-25T04:57:06+07:00Riawan Yudiriawanyudi@umpwr.ac.idOpen Journal Systems<pre>Abbreviation :JPSE<br>DOI Prefix :https://doi.org/10.37729/jpse <br>ISSN :<a href="http://u.lipi.go.id/1450760082">2477-829X</a>(p), <a title="e-ISSN" href="http://u.lipi.go.id/1476710393">2541-4070</a>(e)<br>Type of review :Single Blind<br>Frequency :Twice a year (June and December)<br>Editor in Chief :Sriyono<br>Managing Editor :Riawan Yudi Purwoko<br>Indexing :<a href="https://sinta.kemdikbud.go.id/journals/detail?id=7897">Click here</a><br>Focus & Scope :<a href="http://ejournal.umpwr.ac.id/index._php/surya/about/editorialPolicies#focusAndScope">Click here</a></pre>https://ebook.umpwr.ac.id/jpse/article/view/5976Implementation of Reciprocal Teaching Strategy for reading comprehension skills of XII students2025-05-31T03:25:23+07:00Alvinisha Arofah Kurochmanalvinisha.arofah@gmail.comFitri Endah Pangestutifitriendahp1@gmail.comSemi Sukarnisemisukarni@umpwr.ac.idHeru Purwantopurwantoheru09@gmail.com<p>This study explores the implementation of the Reciprocal Teaching Strategy to enhance students' reading comprehension skills in Hortatory Exposition texts. Conducted as a Classroom Action Research (CAR) over two cycles in Class XII-7 at SMA Negeri 5 Purworejo during the 2023/2024 academic year, the study involved 35 students (25 females and 10 males). Data were collected through pre-tests, post-tests, observations, and documentation, analyzed using simple descriptive quantitative methods, and presented in table and chart. The findings reveal a significant improvement in reading comprehension, with average scores increasing from 63 (Cycle I) to 81 (Cycle II). This growth highlights the effectiveness of the Reciprocal Teaching Strategy, particularly when supported by interactive instructional media such as videos. The strategy's integration of predicting, questioning, clarifying, and summarizing fosters critical thinking and active student engagement, addressing challenges in understanding both explicit and implicit textual information. These results underscore the strategy’s potential for advancing reading comprehension and its applicability in 21st-century learning contexts.</p>2025-05-31T03:24:27+07:00Copyright (c) 2025 Jurnal Pendidikan Surya Edukasi (JPSE)https://ebook.umpwr.ac.id/jpse/article/view/6479Pembelajaran mendalam berorientasi pada peningkatan kemampuan numerasi siswa sekolah dasar2025-05-31T13:19:40+07:00Riawan Yudi Purwokoriawanyudi@umpwr.ac.id<p>Kemampuan numerasi merupakan keterampilan fundamental yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi indikator penting dalam sistem pendidikan. Namun, data menunjukkan bahwa banyak siswa sekolah dasar di Indonesia belum mencapai tingkat kecakapan numerasi yang memadai. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan pembelajaran yang mampu menumbuhkan pemahaman konseptual dan keterampilan aplikatif secara menyeluruh. Pembelajaran mendalam <em>(Deep Learning) </em>menjadi strategi yang menjanjikan dalam meningkatkan kemampuan numerasi karena menekankan pada pemahaman bermakna, hubungan antar konsep, dan penerapan kontekstual. Kajian pustaka ini bertujuan untuk mengkaji dan mendesain alur pendekatan pembelajaran mendalam dalam meningkatkan kemampuan numerasi siswa sekolah dasar. Melalui analisis literatur dari berbagai studi empiris, diperoleh rancangan atau desain pendekatan pembelajaran yang berpotensi untuk dapat meningkatkan keterlibatan siswa, memperkuat pemahaman konsep matematika, dan mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Kajian ini diharapkan menjadi acuan bagi pendidik dalam merancang pembelajaran numerasi yang lebih efektif.</p>2025-05-31T13:19:38+07:00Copyright (c) 2025 Jurnal Pendidikan Surya Edukasi (JPSE)https://ebook.umpwr.ac.id/jpse/article/view/5330Penerapan literasi digital melalui media Wordwall dalam pembelajaran IPAS kelas IV2025-06-03T01:01:31+07:00Nova Indah Puspitasarinovaindah931@gmail.comWidya Kusuma Ningsihwidyakusumaningsih@upgris.ac.id<p>Sebagai seorang guru perlu adanya inovasi dalam proses pembelajaran apalagi di era teknologi yang semakin berkembang pesat. Guru dapat memanfaatkan teknologi yang semakin bervariasi dengan menggunakan media pembelajaran yang menarik dan kreatif. seorang pendidik perlu menyiapkan potensi kreativitas,kemampuan dan keahlian dalam beradaptasi dengan teknologi baru yang digunakan pada proses pembelajaran. Selain itu sebagai seorang pendidik sangatlah penting untuk menyiapkan pendidikan yang dapat menciptakan generasi yang kreatif,inovatif serta kompetitif di era kemajuan teknologi. Salah satu permasalahan yang umum terjadi di Sekolah dasar yaitu Permasalahan pertama yaitu siswa sering merasa bosan saat proses pembelajaran berlangsung, sehingga siswa kurang tertarik saat proses pembelajaran dan mengakbitkan pembelajaran tidak maksimal. Metode yang digunakan pada penilitain ini adalah kualitatif deskriptif, metode kualitatif deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan analisis penerapan Literasi digital melalui media wordwaal dalam pembelajaran IPAS kelas 4. Teknik pengumpulan data melalui wawancara dan kuisioner. Data kualitatif diperoleh melalui survei dengan menyebar kuesioner kepada peserta didik sebagai sebagai objek pembelajaran dan dimaksudkan untuk menguatkan hasil penelitian menegnai penerapan literasi digital melalui media wordwall dalam pembelajaran ipas kelas 4. Hasil analisis data menayatakan bahwa terdapat pengaruh besar terhadap literasi digital peserta didik pada pembelajaran IPAS. Media ini berpengaruh terhadap proses pembelajaran siswa, 93% menyatakan bahwa media aplikasi wordwall berpangruh pada tingkat ketketertarikan siswa dalam menggunakan media ini, sisanya 7% adalah siswa yang masih belum memahami cara menggunakan aplikasi tersebut. Penggunaan media pembelajaran wordwall merupakan alternative yang mampu diterapkan untuk meningkatkan literasi digital peserta didik, selain ini dengan aplikasi wordwall ini pembelajaran yang dilakukan tidak monoton dan membosankan bagi siswa.</p>2025-06-02T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 Jurnal Pendidikan Surya Edukasi (JPSE)https://ebook.umpwr.ac.id/jpse/article/view/5356Pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning terhadap capaian numerasi siswa kelas VB SDN Bendungan2025-06-14T11:53:50+07:00Sulistyowatityowatisulis636@gmail.comNgurah Ayu Nyoman Murniatityowatisulis636@gmail.comAnysatul Chayatityowatisulis636@gmail.comMuhammad Saipul Hayattyowatisulis636@gmail.com<p>Latar belakang penelitian ini banyaknya siswa yang memperoleh nilai dibawah dari KKTP yang telah ditetapkan sekolah, terutama pada pelajaran matematika. Ini menyatakan banyak yang mendapat hasil belajar kurang maksimal sehingga capaian numerasinya juga tidak maksimal. Guru juga tidak maksimal menerapkan metode pembelajaran dan masih cenderung menerapkan model konvensional. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh model pembelajaran PBL pada capaian numerasi siswa kelas VB SDN Bendungan Semarang serta melihat perbedaan rata-rata nilai siswa kelas VB SDN Bendungan Semarang. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kuantitatif dengan desain <em>Pre-Experimental Designs</em> dengan bentuk<em> One Grup Pretest-Posttest Design</em>. Populasi penelitian ini seluruh siswa kelas VB SDN Bendungan Semarang sebanyak 28. Teknik pengumpulan data melalui tes, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dalam penelitian ini dengan uji normalitas awal dan akhir, uji beda rata-rata, uji ketuntasan hasil belajar secara klasikal, uji <em>Paired Sample Test</em>. Pada uji beda rata-rata dengan taraf signifikan 5%, perbedaan rata-rata nilai yang diperoleh setelah menerapkan model PBL lebih besar dari nilai sebelum menerapkan model tersebut.</p>2025-06-14T11:52:36+07:00Copyright (c) 2025 Jurnal Pendidikan Surya Edukasi (JPSE)https://ebook.umpwr.ac.id/jpse/article/view/6343Kartu cerdas Augmented Reality Android dalam pembelajaran dasar teknik otomotif SMK Wongsorejo2025-06-26T02:03:34+07:00Wasita Adinugrahawasitaadinugraha@gmail.comAkhmad Fadjerifadjeriakhmadfadjeri@gmail.com<p>Kegiatan belajar mengajar di SMK Wongsorejo Gombong, khususnya pada program keahlian otomotif, menghadapi tantangan dalam penyampaian materi teori. Siswa kelas sepuluh cenderung ingin segera melakukan praktik tanpa memahami teori secara memadai, padahal media pembelajaran sangat diperlukan untuk mendukung proses belajar yang efektif. Penelitian ini bertujuan mengembangkan aplikasi <em>Smart Card Augmented Reality(SCAR)</em> berbasis <em>Android</em> sebagai media pembelajaran inovatif pada mata pelajaran Dasar Program Keahlian Teknik Otomotif. Teknologi <em>Augmented Reality (AR)</em> diterapkan untuk mengintegrasikan materi teori dengan visualisasi praktik secara digital guna meningkatkan pemahaman siswa. Pengembangan aplikasi menggunakan pendekatan <em>Research and Development (R&D)</em> melalui tahapan analisis kebutuhan, desain, pembuatan, pengujian, dan evaluasi. Evaluasi dilakukan dengan menyebarkan kuisioner kepada 100 responden yang ditentukan menggunakan rumus Slovin, dan dianalisis menggunakan skala Likert untuk mengukur tingkat kelayakan aplikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan SCAR mampu menciptakan pengalaman belajar yang lebih menyenangkan, interaktif, dan mudah dipahami oleh peserta didik. Pemanfaatan <em>smartphone</em> dalam pembelajaran praktik ototronik juga mendapat dukungan penuh dari tenaga pendidik dan pihak sekolah. Berdasarkan hasil evaluasi, tingkat kelayakan aplikasi mencapai 85,04%, yang menunjukkan bahwa aplikasi ini sangat layak digunakan dalam pembelajaran. Pengembangan media berbasis <em>AR</em> dengan integrasi <em>marker</em> berbasis <em>Android</em> pada bidang otomotif seperti ini masih jarang dikembangkan, sehingga penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi baru dalam inovasi pembelajaran teknik. Aplikasi <em>SCAR</em> juga dinilai sangat aksesibel karena kompatibel dengan perangkat yang umum dimiliki peserta didik, sehingga berpotensi besar mendukung proses pembelajaran di awal semester.</p>2025-06-26T02:03:31+07:00Copyright (c) 2025 Jurnal Pendidikan Surya Edukasi (JPSE)https://ebook.umpwr.ac.id/jpse/article/view/6371Implementasi math games terhadap kemampuan numerasi melalui model Problem Based Learning2025-07-10T01:45:46+07:00Sindi Regina Prisiliasindireginap11@upi.eduDinn Wahyudindinn_wahyudin@upi.eduEffy Mulyasarieffy@upi.edu<p>Penelitian ini mempunyai tujuan yaitu untuk mengeval_uasi implementasi <em>math games</em> terhadap kemampuan numerasi dengan model pembelajaran berbasis masalah (<em>Problem Based Learning</em>) pada siswa kelas I di SDN 128 Haurpancuh. Metode yang diterapkan yaitu kuasi eksperimen melalui desain <em>non-equivalent group design</em>. Dua kelas dipilih sebagai subjek penelitian, yakni kelas IA menjadi kelas eksperimen yang menerapkan PBL melalui bantuan <em>math games</em> serta kelas IB menjadi kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Hasil penelitian memperlihatkan penerapan PBL dengan bantuan <em>math games</em> secara signifikan meningkatkan kemampuan numerasi siswa. Nilai rata-rata <em>posttest </em>kelas eksperimen yaitu 81,10, sedangkan kelas kontrol adalah 38,33. Observasi terhadap aktivitas guru dan siswa juga menunjukkan peningkatan yang lebih baik di kelas eksperimen. Berdasarkan uji <em>effect size</em>, pengaruh model PBL dengan bantuan <em>math games</em> terhadap kemampuan numerasi tergolong sangat besar dengan nilai 3,991. Hasil ini memperlihatkan penerapan PBL dengan bantuan <em>math games</em> bisa menaikkan tingkat kemampuan numerasi siswa secara signifikan dibandingkan melalui model pembelajaran konvensional.</p>2025-07-10T01:45:43+07:00Copyright (c) 2025 Jurnal Pendidikan Surya Edukasi (JPSE)https://ebook.umpwr.ac.id/jpse/article/view/6548Pengaruh model Discovery Learning terhadap kemampuan pemahaman konsep numerasi peserta didik di Sekolah Dasar2025-07-30T00:22:46+07:00Praktika Bersalina Sihombingpraktikasihombing@gmail.comSunatasunata@unpas.ac.idQumailla Tazilahqumailla16@gmail.comZahra Adhya Noerzahraadhya23@gmail.com<p>Penelitian ini dilakukan berdasarkan masalah yang ditemukan di sekolah dasar yaitu peserta didik masih kesulitan dalam mengerjakan soal-soal numerasi. Kemudian dibuatlah sebuah penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh model <em>discovery learning</em> untuk meningkatkan pemahaman konsep numerasi pada peserta didik kelas V SD Pasundan 3 Bandung. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah <em>metode Pre-Eksperimen One-Group Pretest Posttest Design</em>, yang merupakan penelitian dengan tahapan pemberian tes awal (<em>pretest</em>), perlakuan (<em>treatment</em>) dan tes akhir (<em>posttest</em>). Subjek pada penelitian ini adalah sebanyak 15 orang peserta didik kelas V sekolah dasar dengan 8 orang peserta didik perempuan dan 7 orang peserta didik laki-laki. Pada proses pengumpulan data, pertama-tama peserta diberikan tes awal sebanyak 20 soal kombinasi, dilanjutkan dengan pemberian perlakuan berupa penggunaan model <em>Discovery Learning</em> untuk membantu peserta didik dalam memahami konsep numerasi kemudian diberikan tes akhir dengan soal yang berjumlah sama pada saat tes awal. Dari data nilai tes awal diperoleh nilai rata-rata 52 dan mengalami peningkatan pada nilai tes akhir diperoleh rata-rata 84,33. Data dianalisis menggunakan bantuan program <em>SPSS for windows</em> seri 29.0 untuk dilakukan pengujian uji normalitas data dengan Shapiro-Wilk sehingga didapat hasil bahwa data berdistribusi normal. Karena data sudah berdistribusi normal, dilanjutkan dengan melakukan Uji T sehingga didapat df = 14 dengan nilai = 7,710 > = 2,145. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis penelitian yang diajukan diterima sehingga dapat dinyatakan penggunaan model <em>Discovery Learning</em> memiliki pengaruh terhadap pemahaman konsep numerasi pada peserta didik kelas V SD Pasundan 3 Bandung.</p>2025-06-30T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 Jurnal Pendidikan Surya Edukasi (JPSE)https://ebook.umpwr.ac.id/jpse/article/view/6549Pengaruh Model Problem Based Learning terhadap peningkatan hasil belajar matematika peserta didik SD2025-08-03T00:45:05+07:00Shafaramadhantishafa@gmail.comSunatasunata@unpas.ac.idTaufiqullohtaufiqulloh@unpas.ac.idPutriputriifrisa14@gmail.comNatasyanatasyaamaliah8@gmail.com<p>Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar matematika peserta didik di kelas IV SD BPI Bandung, dimana hanya 66% peserta didik yang mencapai Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP). Penelitian bertujuan untuk menganalisis pengaruh model <em>Problem Based Learning</em> (PBL) terhadap peningkatan hasil belajar matematika peserta didik. Metode penelitian yang digunakan adalah pra-eksperimen dengan desain <em>One Group Pretest-Posttest</em> tanpa kelas kontrol, melibatkan 20 peserta didik kelas IV SD BPI Bandung yang dipilih menggunakan teknik sampling jenuh. Teknik pengumpulan data menggunakan tes tertulis, dan analisis data dilakukan menggunakan uji <em>Paired Sample T-Test</em> dengan bantuan program SPSS 27. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan rata-rata nilai dari 68,21 pada pretest menjadi 80,91 pada posttest. Uji hipotesis menghasilkan nilai signifikansi 0,001 (<0,05) dan t-hitung 9,438 > t-tabel 2,101, yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan dari penerapan model <em>Problem Based Learning </em>terhadap hasil belajar matematika peserta didik. Penelitian menyimpulkan bahwa model <em>Problem Based Learning </em>(PBL) efektif meningkatkan hasil belajar matematika, khususnya pada materi keliling dan luas persegi, dengan memfasilitasi peserta didik untuk bekerja secara kolaboratif dalam memecahkan masalah kontekstual.</p>2025-06-30T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 Jurnal Pendidikan Surya Edukasi (JPSE)https://ebook.umpwr.ac.id/jpse/article/view/6367Implementasi model pembelajaran SHESIL (Soft, Hard and Environment Skill Integrated Learning) pada kompetensi bidang otomotif2025-08-16T01:00:08+07:00Arif Susantoarifsusanto@umpwr.ac.idFitri Rahmawatifitrirahma@umpwr.ac.idPrima Adi Prasetyafitrirahma@umpwr.ac.id<p>Perkembangan teknologi dan informasi akan berdampak pada sendi sendi kehidupan manusia. Manusia membutuhkan kecakapan sesuai perkembangan jaman dan kemampuan untuk meminimalisasikan resiko akibat teknologi seperti pergeseran nilai karakter dan kerusakan lingkungan. Pendidikan menjadi garda terdepan dalam mewujudkan hal tersebut. Dibutuhkan pola pembelajaran yang menyeimbangkan pendidikan <em>soft skill, hard skill dan environment skill</em> dalam satu kesatuan. Penelitian ini yang dilakukan bertujuan untuk menghasilkan desain model pembelajaran SHESIL yaitu pembelajaran yang mengintegrasikan soft skill, hard skill dan environment skill dalam satu kesatuan. Berdasarkan uji validitas ahli, model pembelajaran SHESIL memiliki tingkat keval_idan yang baik dan layak digunakan. Berdasarkan hasil uji coba lapangan menunjukan bahwa ada peningkatan pada penilaian <em>soft skill, hard skill dan environment skill</em>. Penilaian keseluruhan aspek dari <em>soft skill, hard skill dan environment skill</em> terhadap peningkatan kecakapan otomotif menunjukan (11,56 dan nilai Zo = -1,68) sehingga disimpulkan model pembelajaran SHESIL efektif meningkatkan kecakapan otomotif siswa SMK. Penerapan model pembelajaran SHESIL menjadi alternatif pilihan dalam membantu guru untuk menanamkan pendidikan <em>soft skill</em> dan kesadaran lingkungan sesuai tujuan pembelajaran di SMK.</p>2025-08-16T01:00:04+07:00Copyright (c) 2025 Jurnal Pendidikan Surya Edukasi (JPSE)https://ebook.umpwr.ac.id/jpse/article/view/6390Peran pelatihan berkelanjutan dalam transformasi praktik mengajar guru di Sekolah Menengah Pertama2025-09-25T04:55:54+07:00Menik Darmiatimenikdarmiati4@gmail.comAni Susantiani.susanti@pbi.uad.ac.id<p>Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji sejauh mana pelatihan berkelanjutan dapat mendorong perubahan positif dalam metode, strategi, dan pendekatan mengajar guru di tingkat sekolah menengah pertama. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bentuk pelatihan yang paling efektif, memahami dampaknya terhadap peningkatan kompetensi pedagogik, serta mengeval_uasi kontribusinya terhadap peningkatan kualitas pembelajaran di kelas. Dengan demikian, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi pengembangan kebijakan pendidikan yang mendukung profesionalisme guru secara berkelanjutan. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan subjek penelitian terdiri dari 10 guru di SMP Muhammadiyah 2 Tepus yang telah mengikuti pelatihan berkelanjutan dalam 3 tahun terakhir sebagai sekolah penggerak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan berkelanjutan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap transformasi praktik mengajar guru di Sekolah Menengah Pertama. Setelah mengikuti pelatihan, terjadi peningkatan kompetensi guru dalam lima aspek utama, yaitu: penyusunan rencana pembelajaran meningkat dari 42% menjadi 85%, penerapan pembelajaran berdiferensiasi 65% menjadi 88%, pemanfaatan teknologi dari 28% menjadi 75%, serta kemampuan dalam penilaian pembelajaran dari 46% menjadi 90%. Peningkatan ini mencerminkan bahwa pelatihan yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan mendorong guru untuk berinovasi, menggunakan pendekatan yang lebih partisipatif, serta mengadaptasi teknologi dan asesmen yang lebih relevan. Selain itu, guru menjadi lebih reflektif dalam menilai efektivitas pengajaran mereka, sehingga terjadi perubahan menyeluruh dalam kualitas proses pembelajaran yang mereka laksanakan. Temuan ini menegaskan pentingnya pelatihan berkelanjutan sebagai strategi kunci dalam peningkatan profesionalisme guru dan mutu pendidikan di tingkat sekolah menengah pertama. Berdasarkan temuan penelitian, dapat disimpulkan bahwa pelatihan berkelanjutan memainkan peran krusial dalam mentransformasi praktik mengajar guru di Sekolah Menengah Pertama terutama di SMP Muhammadiyah 2 Tepus. Pelatihan yang dilakukan secara berkelanjutan, terstruktur, dan relevan dengan kebutuhan pembelajaran mampu meningkatkan kompetensi pedagogik guru, memperluas wawasan metodologi pengajaran, serta mendorong penggunaan pendekatan yang lebih inovatif dan berpusat pada siswa. Selain itu, pelatihan yang didukung oleh sistem evaluasi, pendampingan profesional, serta keterlibatan aktif dari pihak sekolah memberikan dampak yang lebih kuat terhadap perubahan praktik mengajar. Dengan demikian, pelatihan berkelanjutan tidak hanya menjadi sarana peningkatan kemampuan individu guru, tetapi juga sebagai strategi strategis dalam meningkatkan kualitas pendidikan secara keseluruhan.</p>2025-09-25T04:55:52+07:00Copyright (c) 2025 Jurnal Pendidikan Surya Edukasi (JPSE)https://ebook.umpwr.ac.id/jpse/article/view/6734Model media komik pada mata pelajaran seni budaya berbasis kearifan lokal dalam meningkatkan minat belajar siswa SD 2025-09-25T04:57:06+07:00Noviea Varahdilah Sandi noviea011@gmail.comUjang Khiyarusolehujang606bk@students.unnes.ac.idEca Putriyantiecaputriyanti089@gmail.comRima Sri Ervinarimasriervina@gmail.com<p>Tujuan dari penelitian yaitu menganalisis efektivitas media komik dalam meningkatkan minat belajar siswa di tingkat sekolah dasar, khususnya pada mata pelajaran seni budaya. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengembangkan model pembelajaran yang dapat diimplementasikan oleh para guru di tingkat sekolah dasar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian menerapkan model ADDIE. Populasi yang menjadi fokus penelitian adalah siswa kelas SD. Metode pengambilan data yang digunakan mencakup observasi, wawancara, angket, dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pengembangan media komik sebagai alat bantu pembelajaran sangat diperlukan oleh siswa dan guru. Penerapan metode komik yang dijabarkan dengan pendekatan berbasis kearifan lokal dianggap bisa diterapkan dalam mata pelajaran yang berkaitan dengan budaya yang relevan dengan kearifan lokal siswa kelas V SD. Penilaian terhadap media komik menunjukkan bahwa media tersebut layak digunakan dalam proses pembelajaran, dengan rata-rata skor validasi dari validator materi sebesar 76%, ahli media 75%, dan ahli bahasa 70%. Selanjutnya, Salah satu cara untuk mengetahui seberapa efektif media komik adalah dengan membandingkan nilai siswa sebelum dan sesudah menggunakannya. Hasil uji coba menunjukkan bahwa nilai rata-rata siswa sebelum menggunakan media komik adalah 68, tetapi nilai mereka meningkat menjadi 84 setelah menggunakannya. Berdasarkan hasil survei, media komik ini dianggap valid dan efektif, dengan 92 persen guru dan 93 persen siswa memberikan tanggapan positif. Produk pengembangan yang dibuat dapat didistribusikan kepada guru dan sekolah-sekolah lainnya untuk memperluas pemanfaatan media komik ini.</p>2025-09-25T04:57:03+07:00Copyright (c) 2025 Jurnal Pendidikan Surya Edukasi (JPSE)